QSI – Berbicara tentang kisah Islamnya, Robin Pemuda Australia, yang berganti nama menjadi “Abu Bakar” menyampaikan kisahnya, ia berkata: Kisahku dimulai pada tahun pertama di universitas, aku telah melalui banyak masalah tahun ini, di mana orang tuaku berpisah satu sama lain, aku mengalami kecelakaan mobil, dan salah satu teman saya meninggal, aku bertanya pada diri sendiri: Mengapa aku di sini dan apa tujuan hidupku?, aku mulai mempertanyakan tujuan hidup, dan karena aku adalah seorang Kristen Australia, aku mulai menyelidiki agama Kristen, jadi aku pergi ke gereja, dan aku menemukan semua orang di sana menyanyikan kata-kata yang tidak aku ketahui.
Persepsi mereka tentang Tuhan tidak berdaya, kontradiktif dan tidak meyakinkan, jadi bagaimana mungkin Tuhan dirugikan, jadi aku menyadari bahwa ada banyak interpretasi dalam agama Kristen, jadi aku mulai berpikir lagi dalam masalah beragama.
Ketika aku belajar di universitas, aku bekerja di sebuah pertamina bensin, dan salah satu rekanku adalah seorang Hindu India, dan aku bertanya kepadanya: Apa kisah dewa Hindu dengan kepala gajah, tidak bisakah kau memilih dewa dengan kepala singa? Dia mulai berbicara kepadaku tentang Agama Hindu dan aku memiliki dialog teologis dengannya.
Aku tidak suka Agama Hindu, aku terus bertanya tentang agama lain. Kali ini pertanyaanku adalah tentang agama Yahudi. Setelah pencarian panjang aku juga menemukan persepsi tentang Tuhan yang bertentangan dengan agama Kristen.
Beberapa teks Alkitab, aku tidak menemukan dalam Yudaisme apa yang aku cari, dan akhirnya aku melihat agama Buddha, dan aku pikir itulah yang akan aku pilih, dan ketika aku masuk lebih dalam ke dalam penelitian, aku menemukan bahwa ini bukan agama tetapi cara hidup yang punya daya Tarik saja.
Suatu hari seorang teman Kristen bertanya kepadaku tentang agama-agama yang aku cari, dan aku bmenjawab kepadanya, “AKu mencari agama Kristen, Hindu, Yudaisme dan Buddha, dan dia berkata kepadaku, “Bagaimana dengan Islam?” Aku berkata sambil merasa heran: Islam!! Mereka adalah teroris, aku tidak mau tahu tentang Islam, apa yang kau saran untuk mendorong aku ke agama mereka? Dia hanya terdiam.
Tetapi setelah beberapa saat aku mendapati diriku memasuki sebuah masjid tanpa melepas sepatu melewati karpet shalat, dan aku hampir menginjak kepala salah satu orang yang sedang sholat, dan kemudian aku melihat dan bertemu dengan Sheikh Abu Hamzah berjalan ke arahku, dan aku berkata pada diri sendiri: Hari ini aku akan kena sial nih.
Tetapi Sheikh tersenyum padaku dan berkata, “Hari yang menyenangkan, wahai anak muda, apa kabar?” Setelah sambutan yang baik dari Syeikh Abu Hamzah ini, dia membuat ku bertanya kepadanya, pertanyaan-pertanyaan saya yang saya tanyakan sebelumnya kepada para pendeta dan yang lainnya tak terjawab sama sekali, dan yang paling mengejutkan adalah bahwa ketika bertanya kepada mereka tidak segera menjawab, tetapi syekh ini memegang Al-Qur’an dan berkata kepadaku: Baca Al-Qur’an ini, wahai saudaraku, dan di sana saya menemukan jawabannya, tidak peduli betapa sulitnya pertanyaan itu.
Dua minggu kemudian, aku bertanya kepadanya, “Mengapa Kau tidak memberi ku pendapat pribadimu?” Dia berkata kepadaku: Aku tidak dapat memiliki pendapat ketika kita berbicara tentang Firman Allah. Lalu hal tersebut membuatku sangat antusias, dan kemudian aku mengambil salinan Al-Qur’an dan membawanya pulang dan mulai membacanya, aku menemukan bahwa Al-Qur’an tidak seperti membaca sebuah cerita, tetapi aku membaca yang bisa membimbingku.
Suatu malam aku memutuskan untuk menciptakan suasana spiritual, jadi aku menyalakan lilin dan membuka jendela dan menutup tirai, dan aku duduk memikirkan fakta-fakta seperti fakta bahwa gunung-gunung adalah sesuatu yang fana atau asal-usul janin di rahim sang ibu, dan aku membutuhkan sedikit motivasi agar bisa memeluk agama islam.
Motivasi tersebut adalah membaca Al-Qur’an, Setelah membaca beberapa ayat, badan ku bergidik pada tubuh dan merasa bahwa itu adalah pesan penuntun dari Allah, saya membalikkan diri sepenuhnya dan merasa bahwa Tuhan telah menunjukkan jalan yang benar kepada ku, karena alam semesta ini, dengan keindahan dan komposisinya yang besar, tidak mungkin tumbuh tanpa pencipta, dan aku menemukan bahwa semua agama berbicara tentang Allah Yang Maha Agung.
Enam bulan mempelajari tentang Islam aku memutuskan untuk menjadi seorang Muslim dan mengucapkan dua kalimat syahadat, dan setelah aku mengucapkan syahadat hatiku merasa tenang, dan dari hari itu sampai hari ini saya tidak merasa memikirkan hal hal aneh kembali, dan keluargaku merasa takut pada awalnya bahwa tindakanku ini akan menjadi aneh, tetapi mereka menyadari bahwa agama ini benar-benar membuatku menjadi orang yang lebih baik, aku membuat mereka mengerti bahwa kebenaran Islam berbeda dari desas-desus agama lain, hingga akhirnya aku menjadi seorang muslim yang sejati.
Kisah ini dikutip dari website official quranku surgaku indonesia : love-allah.id
Originally posted 2022-05-18 09:18:43.